Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

30/12/15

Peta Kaum Muda dari Tempo Institute; Asyik, Tim Menjadi Indonesia Jalan – jalan ke Medan



Melihat pengumuman ada event dari Tempo Institute bertajuk Peta Kaum Muda di Medan, saya pun segera mendaftarkan diri. Ada data yang harus diisi sebelumnya, termasuk alasan ingin mengikuti event tersebut, lalu peserta terpilih akan dikirimi email. Ternyata beberapa hari sebelum event tersebut, saya mendapat email undangan. Begitulah akhirnya saya datang kesana, hari Senin, 30 November 2015 di Aula Fakultas Teknik USU, pukul 08.00 pagi.
Sesi pertama dibawakan oleh Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Bapak Roky. 

Pak Roky di Sesi Pertama

Pada sesi ini, beliau memaparkan apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan Indonesia. Lalu kami diperbolehkan mengajukan satu topik apapun untuk dibahas bersama.
Beberapa poin menarik yang saya catat selama sesi ini adalah..

  1. KPK seperti Gong yang gaungnya disimpan oleh para penjabat, sehingga meskipun bunyinya keras, KPK akan selalu terlihat lemah.
  2. Faktanya, APBN meningkat setiap tahun, tapi tidak difokuskan untuk menangani masalah di Indonesia, seperti masalah feminisme. Setiap 2 jam, ada 3 wanita yang diperkosa dan luput dari perhatian pemerintah. Jika tidak ada pemberitaan media yang gembar gembor, maka pemerintah akan diam saja.
  3. Di dunia Internasional sekarang, orang – orang tidak lagi bertanya, “Do you speak English?” tapi mereka bertanya, “Do you speak environtment ethic?” Hal ini menandakan bahwa kita, di bumi ini memiliki masalah yang sama.
  4. Masalah Ketua DPR dan Catutannya. MK mempertanyakan legalitas standing dari Sudirman Said, sementara MKD sendiri hanyalah sub-unit kecil dari DPR. (Saya tidak mengerti bagian yang ini)

Sesi kedua adalah membuat Peta Kaum Muda. Pada sesi ini, kami diperbolehkan menuliskan masalah yang menurut kami urgent untuk diatasi. Lalu kami berkumpul dan berdiskusi bersama para peserta lainnya yang berpendapat sama bahwa masalah tersebut benar – benar urgent. Setelahnya para peserta dipersilahkan berjalan – jalan melihat hasil diskusi kelompok lain yang dipampangkan seperti pameran lukisan. Satu yang membuat saya mengangguk setuju adalah masalah tanah. Ternyata selama ini tanah wisata di Sumatera Utara luput dari perhatian pemudanya. Pemerintah seenaknya saja menjajah tanah wisata untuk dieksploitasi. Saya melihat kekhawatiran yang serius dari masalah tersebut.
Para Promotor Mengajukan Topik

Sesi ketiga adalah diskusi bersama narasumber yang terdiri dari Mbak Mian dari FES (Friedrich Eberto Stiftung), Pak Taufik dari Tempo dan JFlow. 

JFlow (tengah), Mbak Mian (kiri), Pak Taufik (kanan)

Mbak Mian mengatakan bahwa jika kita anak muda yang gelisah dengan pemerintah, maka masuklah dan perbaikilah sistem itu dari dalam.
JFlow menginspirasi dengan ceritanya bahwa ketika dia show di Amerika, ternyata tidak banyak yang tahu apa itu Indonesia, dimana Indonesia dan apa sih hebatnya Indonesia. Sementara Korea sudah sangat membumi. Padahal jika ditanya, siapa Presiden Korea? Apa lagu kebangsaannya? Maka mereka tidak tahu. Nah, yang membuat Korea terkenal justru K-Pop. Musik yang –jelas- bukan merupakan musik tradisional Korea, tapi justru terkenal. Indonesia juga bisa begitu. Tidak harus merah putih, tidak harus lambang garuda, tidak harus tahu-tempe, JFlow membawa Indonesia bersama music hip-hopnya dan selama ini dia mempromosikan Indonesia dengan memakai topi bertuliskan angka 62, yaitu kode Internasional Indonesia. Coba deh search di google 62, pasti keluar Indonesia. Tapi sayangnya, yang keluar justru berita buruk tentang Indonesia, khususnya Papa minta saham. Sangat disayangkan, ya.
Rangkaian acara selesai pukul lima lewat lima belas menit dan peserta pulang membawa oleh – oleh berupa dua puluh buku dari FES dan sebuah t-shirt bertuliskan Menjadi Indonesia. Wah!

Oleh - oleh dari FES

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com