Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

23/12/15

Angela’s Ashes; Novel yang Pantas Menjadi International Bestseller dan Memenangkan Putlizer Price, National Book Critics Award dan Royal Society of Literature Award

Ketika sedang dalam kejenuhan, saya suka membaca novel biografi untuk memotivasi diri. Kali ini saya membaca novel terjemahan berjudul Angela’s Ashes. Novel International Bestseller ini telah memenangkan Putlizer Price, National Book Critics Award dan Royal Society of Literature Award. Berkisah tentang masa kecil Franck McCourt, seorang penulis yang karyanya selalu menjadi bestseller di New York. Frank McCourt kecil seorang katolik yang dipanggil dengan nama baptisnya, Francis yang berasal dari nama salah satu santo, yaitu St. Fransiskus. Kehidupannya sangat sulit, sehingga dia hanya punya sepotong baju yang melekat di tubuh. 



Dia memiliki tiga orang adik lelaki. Adik kedua dan ketiga kembar. Ibunya seorang Irlandia, sementara Ayahnya dari Utara. Mereka tinggal di Brooklyn, Amerika. Ayahnya seorang pemabuk berat, sehingga meskipun dia bekerja dan diberi upah harian, maka dia akan menghabiskannya di Pub untuk minum dan pulang dalam keadaan mabuk berat, tanpa membawa uang sepeser pun. Mereka tidak punya apa – apa untuk dimakan, hanya belas kasihan dari pria italia yang membuka toko makanan dan membolehkan mereka untuk berhutang selonjor roti.
Hingga suatu hari, Ibunya, Angela, melahirkan seorang bayi perempuan mungil yang cantik. Ayahnya, McCourt sangat bahagia dan berhenti minum seketika. Kehidupan mereka membaik karena Ayahnya membawa pulang upah kerjanya, jadi Ibunya dapat melunasi hutang – hutangnya. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, bayi perempuannya itu meninggal dunia karena pneumonia. Ibunya menjadi depresi, begitupula Ayahnya. Si penulis menceritakan secara tersirat bahwa adik kecilnya itu ‘’dibeli’’ seorang dokter, alih – alih untuk dimakamkan, jasad bayi perempuan itu dijadikan bahan eksperimen untuk kepentingan perkembangan ilmu kedokteran. Uang hasil penjualan si bayi dihabiskan ayahnya untuk minum – minum di pub dengan alasan demi melampiaskan duka. Si penulis bersama tiga adiknya terlantar. Ibunya hanya tidur – tiduran di kasur sambil menatap dinding. Tidak ada yang bisa dimakan. Melihat keadaan itu, sepupu ayahnya mengirimi nenek mereka surat dan beberapa minggu setelahnya, tibalah surat balasan beserta tiket pulang ke Irlandia. Disinilah penulis mulai mengutuki hidupnya yang susah. Nenek dari pihak ayahnya hanya berniat mengongkosi, bukan menampung keluarga melarat itu di rumahnya, jadi mereka akhirnya pergi ke Limmerick, kota kelahiran Ibunya. Sama halnya dengan nenek dari pihak ayahnya, nenek dari pihak Ibunya pun demikian. Rumahnya jauh lebih kecil sehingga tidak muat untuk menampung mereka. Cuaca dingin yang ekstreem membunuh adik kembarnya. Tanpa baju yang tebal dan sepatu yang pantas, mereka tidak bisa berbuat apa – apa. Namun jangan khwatir, Ibunya tak akan pernah berhenti melahirkan bayi. Setelah adik kembarnya meninggal, Ibunya memberinya adik lelaki lagi.
Penulis menunjukkan betapa kejamnya Inggris yang menjajah Irlandia tanpa belas. Kemiskinan menjadi tubuh dari novel ini. Betapa beruntungnya jika kau mendapatkan sarapan goreng ikan atau telur dengan mentega dengan garam yang melimpah.  Penulis menggambarkan Limmerick sesuci Vatikan, dimana orang – orang katolik hidup sangat taat. Doa – doa Rosario dilantunkan begitu khidmat. Ada pertentangan yang sangat kuat antara katolik dan protestan dalam novel ini. Orang – orang Limmercik menamai penganut protestan sebagai kaum terkutuk. Masa kelaparan menjadi kesempatan bagi umat protestan untuk merekrut umat katolik taat untuk mengubah kepercayaan mereka menjadi pemeluk protestan. Umat protestan memberikan ‘’sup’’ kepada katolik yang kelaparan. Beberapa kali si penulis menyinggung kata ‘’orang yang diberi sup’’ sebagai julukan kepada umat katolik yang ingkar dan telah menjual imannya kepada protestan. Oleh karena itu, setiap orang tua, semiskin apapun mereka, pasti menuntut anaknya menjadi katolik yang taat. Si penulis pun mendapatkan komuni pertamanya setelah menghapal larangan – larangan Tuhan. Bahkan ayahnya mengajarinya untuk menghapal bahasa – bahasa latin dan mengajukannya sebagai putra altar. Namun sungguh ironi, pastor menolaknya karena dia berasal dari gang dan terlihat tidak layak. Pastor menginginkan putra altar yang berasal dari keluarga kaya yang memiliki pakaian bagus dan rambut yang diminyaki. Disisi lain, orang – orang Limmerick sangat dekat dengan pint, sejenis minuman memabukkan dan rokok. Hingga jika seseorang mati, maka sebabnya hanya dua, pneumonia atau kanker paru – paru.
Kehidupan dingin dan gelap terus berlanjut, bahkan ketika perang dunia kedua pecah setelah Jerman menyerang Inggris dan membuat Inggris kalang kabut mencari tenaga tambahan. Inggris masuk kembali ke Irlandia dan menawarkan pria – pria Irlandia pekerjaan di pabrik – pabrik senjata di Inggris. Mereka dijanjikan upah yang besar yang cukup untuk membiayai anak istri mereka di Irlandia. Ayahnya pun ikut serta. Namun tidak pernah ada wesel yang datang ke rumah mereka. Menurut kabar dari tetangga mereka, ayahnya menghabiskan upah itu di pub – pub di Inggris. Setelah tamat sekolah dasar, si penulis yang beranjak remaja mulai berpikir untuk mencari kerja. Mula – mula dia membantu Abbot, pamannya yang idiot dan pincang menjual Koran, lalu beralih membantu tetangganya mengantarkan batu bara, lalu menjadi pengantar telegram, hingga menjadi distributor majalah Inggris. Upah itu dikumpulkannya untuk ongkos ke Amerika. Penulis mengakhiri novel ini dengan sangat dramatis. Dimana seorang Ibu miskin harus merelakan anaknya ke Amerika, sementara suaminya di Inggris dan anak keduanya juga pergi ke Inggris. Dia akan berdua saja dengan anaknya yang paling kecil, tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan dan seolah – olah menunggu kematian menjemput mereka. Tapi si penulis berhasil meyakinkan bahwa kepergiannya ke Amerika akan membawa perubahan besar. Dan itu akan diceritakkannya dalam novel selanjutnya. 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com