Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

11/02/16

What I Wish I Knew When I Was 20; Apa yang seharusnya dilakukan disaat yang paling produktif dalam hidup kita


Ketika membaca judul buku motivasi ini, saya langsung berhenti untuk mengamati lebih jauh. Usia 20 tahun, wah saya nih. Meskipun sebenarnya saya merayakan usia itu dua tahun silam. Buku ini ditulis oleh Tina L. Seelig ( saya semakin yakin dengan isinya). Menurut saya, buku yang ditulis oleh penulis asing, khususnya buku motivasi, memiliki isi yang lebih padat dan tidak dipenuhi teori dan langkah – langkah saja. Dan itu terbukti! Banyak sekali kisah yang dijabarkan penulis tentang ‘apa yang seharusnya kita lakukan di umur 20 tahun’. Bukan sekedar kisah – kisah sukses, namun hal – hal kecil yang dapat membangun kepribadian diri juga diceritakan disini. 


Seperti kisah tentang Do Bands. Jujur saja, saya belum pernah mendengar aksi ini. Ternyata di Amerika, Do Bands sudah sangat terkenal. Apa itu? Do Bands adalah gelang karet. Ini bukan tentang produk craft yang dijual untuk aksesoris, fungsinya lebih dari itu. Do Bands adalah gelang karet yang dipakai oleh orang yang ingin melakukan suatu aksi, dengan syarat, gelang itu tidak boleh dilepas sebelum aksi itu dilakukan. Nah aksi disini bisa berupa tindakan yang sangat kecil, misalnya menelpon kawan lama, ataupun menyelesaikan tugas. Dengan Do Bands, seseorang mendapat motivasi untuk melakukan sesuatu. 
Kisah lainnya adalah tentang menulis kegagalan.  Seumur hidup kita, pastilah kita hanya ingin mengenang keberhasilan saja, oleh karena itu kita menulis prestasi – prestasi gemilang dalam surat lamaran. Namun, ternyata penulis menunjukkan bahwa mengingat dan menulis kegagalan kita justru akan membangun kepribadian kita. Gagal artinya kita berani mengambil resiko dan berbuat sesuatu untuk itu. Jika kita selalu berhasil sepanjang hidup, artinya kita tidak berkembang dan terperangkap dalam zona nyaman. Kita kira kita hebat, padahal kita tak ubahnya seekor katak dalam kotak. Semakin banyak gagal, semakin banyak pelajaran yang kita dapatkan. Saya sangat setuju dengan gagasan ini, menulis kegagalan.
Berbicara tentang kegagalan, akan membawa kita ke kisah seorang eksekutif di Huggies (popok bayi). Perusahaan popok itu kalah saing dengan Pampers. Penjualannya kian menurun dan kurang diminati. Kegagalan ini mengantarkan eksekutif ini untuk melakukan observasi langsung di lapangan dan mewawancarai konsumen. Ternyata, para Ibu menganggap popok adalah sebuah hal yang memalukan dan kemunduran. Akhirnya dia menemukan ide tentang popok ‘pull up’, yaitu popok yang bebentuk seperti celana. Jadi image popok sebagai ketidak berdayaan seorang anak akan berubah menjadi ‘kebanggaan’. Ketika anak itu sudah bisa memakai popok ‘pull up’ nya sendiri, maka dia sudah bertumbuh besar. Huggies akhirnya mengungguli Pampers, bahkan jauh di depannya.  
Steve Jobs juga demikian. Karena dipecat dari perusahaan yang didirikannya sendiri, Apple, dia justru memiliki motivasi menggebu untuk membentuk perusahaan baru bernama NEXT dan PIXAR Studio. Nah, PIXAR studio ini merilis film animasi bernama Toy Story yang meledak di bioskop. Siapa sangka?
Penulis menuturkan bahwa mencoba hal – hal baru sangat baik di usia produktif. Kita tidak boleh terpaku dengan ‘saya bisa melakukan ini saja’, karena hal itu akan membawa kita kedalam kotak yang membatasi kemampuan kita sesungguhnya. Kita harus menjadi ‘limitless’, cungkil setiap senti kemampuan kita, bahkan yang terkecil sekalipun. Lakukan sebanyak mungkin hal baru.
Berani bereksplorasi. Ya, penulis menyarankan kita untuk melakukan hal tersebut. Penulis adalah seorang dosen dan dia sudah menanamkan sifat ini kepada mahasiswanya. Sebagai seorang pendidik, dia sangat benci bila menjelang ujian, seorang mahasiswa bertanya padanya, ‘apa ini akan keluar saat ujian?’ Masalahnya bukan terletak pada soal ujiannya, tapi adalah sempitnya pemikiran si mahasiswa itu. Apa yang diajarkan Dosen dalam waktu terbatas dalam ruang kelas, bukanlah ilmu sesungguhnya yang terdapat di alam semesta ini. Masih banyak teori lainnya yang mungkin saja belum dijabarkan si Dosen. Nah, saat seperti inilah penulis meminta mahasiswanya untuk berani bereksplorasi, jabarkan apa saja meskipun hal itu adalah hal yang baru, lampaui dirimu, lakukan yang terbaik di setiap kesempatan.
Ada kata – kata motivasi yang dituliskan oleh penulis disini, ‘Jangan pernah lewatkan satu kesempatanpun tanpa menjadi luar biasa’
Di usia produktif seperti ini, sudah seharusnya kita melakukan sesuatu yang berdampak luar biasa bagi masa depan kita. Satu langkah kecil ke depan akan menuntun kita ke berbagai kesempatan. Nice book!

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com