Ketika membaca judul buku motivasi
ini, saya langsung berhenti untuk mengamati lebih jauh. Usia 20 tahun, wah saya
nih. Meskipun sebenarnya saya merayakan usia itu dua tahun silam. Buku ini
ditulis oleh Tina L. Seelig ( saya semakin yakin dengan isinya). Menurut saya,
buku yang ditulis oleh penulis asing, khususnya buku motivasi, memiliki isi
yang lebih padat dan tidak dipenuhi teori dan langkah – langkah saja. Dan itu
terbukti! Banyak sekali kisah yang dijabarkan penulis tentang ‘apa yang
seharusnya kita lakukan di umur 20 tahun’. Bukan sekedar kisah – kisah sukses,
namun hal – hal kecil yang dapat membangun kepribadian diri juga diceritakan
disini.
Seperti kisah tentang Do Bands. Jujur
saja, saya belum pernah mendengar aksi ini. Ternyata di Amerika, Do Bands sudah
sangat terkenal. Apa itu? Do Bands adalah gelang karet. Ini bukan tentang
produk craft yang dijual untuk aksesoris, fungsinya lebih dari itu. Do Bands
adalah gelang karet yang dipakai oleh orang yang ingin melakukan suatu aksi,
dengan syarat, gelang itu tidak boleh dilepas sebelum aksi itu dilakukan. Nah
aksi disini bisa berupa tindakan yang sangat kecil, misalnya menelpon kawan
lama, ataupun menyelesaikan tugas. Dengan Do Bands, seseorang mendapat motivasi
untuk melakukan sesuatu.
Kisah lainnya adalah tentang menulis
kegagalan. Seumur hidup kita, pastilah
kita hanya ingin mengenang keberhasilan saja, oleh karena itu kita menulis
prestasi – prestasi gemilang dalam surat lamaran. Namun, ternyata penulis
menunjukkan bahwa mengingat dan menulis kegagalan kita justru akan membangun
kepribadian kita. Gagal artinya kita berani mengambil resiko dan berbuat
sesuatu untuk itu. Jika kita selalu berhasil sepanjang hidup, artinya kita
tidak berkembang dan terperangkap dalam zona nyaman. Kita kira kita hebat,
padahal kita tak ubahnya seekor katak dalam kotak. Semakin banyak gagal,
semakin banyak pelajaran yang kita dapatkan. Saya sangat setuju dengan gagasan
ini, menulis kegagalan.
Berbicara tentang kegagalan, akan
membawa kita ke kisah seorang eksekutif di Huggies (popok bayi). Perusahaan
popok itu kalah saing dengan Pampers. Penjualannya kian menurun dan kurang
diminati. Kegagalan ini mengantarkan eksekutif ini untuk melakukan observasi
langsung di lapangan dan mewawancarai konsumen. Ternyata, para Ibu menganggap
popok adalah sebuah hal yang memalukan dan kemunduran. Akhirnya dia menemukan
ide tentang popok ‘pull up’, yaitu popok yang bebentuk seperti celana. Jadi
image popok sebagai ketidak berdayaan seorang anak akan berubah menjadi
‘kebanggaan’. Ketika anak itu sudah bisa memakai popok ‘pull up’ nya sendiri,
maka dia sudah bertumbuh besar. Huggies akhirnya mengungguli Pampers, bahkan jauh
di depannya.
Steve Jobs juga demikian. Karena
dipecat dari perusahaan yang didirikannya sendiri, Apple, dia justru memiliki
motivasi menggebu untuk membentuk perusahaan baru bernama NEXT dan PIXAR
Studio. Nah, PIXAR studio ini merilis film animasi bernama Toy Story yang meledak
di bioskop. Siapa sangka?
Penulis menuturkan bahwa mencoba hal
– hal baru sangat baik di usia produktif. Kita tidak boleh terpaku dengan ‘saya
bisa melakukan ini saja’, karena hal itu akan membawa kita kedalam kotak yang
membatasi kemampuan kita sesungguhnya. Kita harus menjadi ‘limitless’, cungkil
setiap senti kemampuan kita, bahkan yang terkecil sekalipun. Lakukan sebanyak
mungkin hal baru.
Berani bereksplorasi. Ya, penulis
menyarankan kita untuk melakukan hal tersebut. Penulis adalah seorang dosen dan
dia sudah menanamkan sifat ini kepada mahasiswanya. Sebagai seorang pendidik,
dia sangat benci bila menjelang ujian, seorang mahasiswa bertanya padanya, ‘apa
ini akan keluar saat ujian?’ Masalahnya bukan terletak pada soal ujiannya, tapi
adalah sempitnya pemikiran si mahasiswa itu. Apa yang diajarkan Dosen dalam
waktu terbatas dalam ruang kelas, bukanlah ilmu sesungguhnya yang terdapat di
alam semesta ini. Masih banyak teori lainnya yang mungkin saja belum dijabarkan
si Dosen. Nah, saat seperti inilah penulis meminta mahasiswanya untuk berani
bereksplorasi, jabarkan apa saja meskipun hal itu adalah hal yang baru, lampaui
dirimu, lakukan yang terbaik di setiap kesempatan.
Ada kata – kata motivasi yang
dituliskan oleh penulis disini, ‘Jangan pernah lewatkan satu kesempatanpun
tanpa menjadi luar biasa’
Di usia produktif seperti ini, sudah
seharusnya kita melakukan sesuatu yang berdampak luar biasa bagi masa depan
kita. Satu langkah kecil ke depan akan menuntun kita ke berbagai kesempatan. Nice
book!