Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

28/12/15

Diary of Wimpy Kids (Terjemahan Indonesia) Lanjutan 1..



Keluargaku tinggal di apartment yang sangat kecil waktu itu, dan aku harus berbagi kamar dengan Rodrick. Dia tidur di tempat tidur bayi, jadi untuk beberapa bulan pertama dalam hidupku, aku harus tidur di laci lemari paling atas. Aku cukup yakin kalau hal itu illegal.

Hingga akhirnya, Dad memindahkan barang – barang kerjanya dari ruang kerjanya ke kamar anak – anak. Aku bisa memakai tempat tidur bayi bekas Roderick dan dia mendapatkan tempat tidur baru.
Hampir semua benda yang kumiliki hari itu adalah bekas Roderick.
Saat itu, benda – benda yang diberikan padaku adalah benda bekas yang sudah rusak ataupun yang dilapisi air liur.

Bahkan dodotku pun bekas Rodrick. Aku tidak mengira dia siap untuk mengalah, lebih dulu, hal itu menjelaskan alasan mengapa dia tidak pernah benar – benar menyukaiku.

Hanya ada kami berempat untuk waktu yang cukup lama, dan kemudian suatu hari Mom memberi tahuku bahwa dia akan memiliki seorang bayi lagi. Aku senang dia membiarkanku memberi peringatan, jadi aku bisa bersiap - siap.

Ketika adik kecilku, Manny, lahir, setiap orang berpikir bahwa dia imut. Tetapi apa yang tidak mereka beritahu padamu tentang bayi adalah setelah mereka lahir, mereka memiliki puntung hitam di perut mereka dimana tali pusar dulu melekat.

Hingga akhirnya, puntung itu mengering dan lepas, dan bayi sering melihat pusat mereka. Masalahnya adalah, tak seorangpun pernah menemukan puntung Manny. Dan sampai hari ini aku masih ketakutan jika puntung hitam itu akan muncul di suatu tempat.

Ketika aku baru lahir, Mom meletakkanku di depan TV selama satu jam sehari menonton video edukasi.
Aku tidak berpikir jika video itu sebenarnya membuatku lebih cerdas, tapi paling tidak aku cukup cerdas untuk mengerti bagaimana cara memasukkan sesuatu yang ingin kutonton.

Aku juga mengerti bagaimana cara mengeluarkan baterai dari remot jadi tak seorang pun bisa mengganti video kembali ke video edukasi.

Tetapi ketika kau adalah bayi, kau tidak bisa leluasa berkeliling, jadi hanya ada satu tempat untuk menyembunyikan baterai.

Aku berpikir Mom seharusnya membiarkanku merangkak di lantai lebih banyak ketika aku masih kecil, karena aku tertinggal dibandingkan anak – anak lain di playgroup dalam segi fisik. Ketika yang lain duduk dan berselancar di sofa, aku masih bersusah payah mengangkat kepalaku dari lantai.

Sampai suatu hari Mom membelikanku benda ini, disebut “Alat bantu berjalan untuk aksi dan petualangan bayi”. Benda ini adalah satu – satunya benda yang bukan bekas pakai Roderick.
Alat bantu jalan ini luar biasa. Dia memiliki jutaan alat yang bisa menghiburmu, ditambah lagi sebuah penahan gelas.

Tetapi hal terbaiknya adalah aku bisa pergi kemanapun aku mau tanpa harus bisa berjalan.
Bisa dikatakan bahwa ketika aku menggunakan alat bantu jalan itu, semua teman – teman playgroupku merasa seperti orang bodoh.

Tetapi kemudian Mom membaca di majalah anak dan orangtua bahwa menggunakan alat bantu jalan untuk bayi bukanlah ide yang bagus, karena anak – anak tidak akan berusaha melatih otot – otot mereka untuk berjalan. Jadi Mom mengembalikan alat bantu jalan itu ke toko dan aku kembali ketinggalan zaman.

Hal itu terjadi untuk waktu yang lama, tapi akhirnya aku berhasil berjalan. Dan sebelum aku mengetahuinya, aku sudah masuk taman bermain.
Aku berharap aku memiliki otak yang lebih cerdas dibandingkan anak lainnya karena selama ini Mom melatihku dengan memutarkan music klasik dan video edukasi, tetapi Moms yang lain juga pasti melakukan hal itu, karena kompetisi di taman bermain cukup keras.
Maksudku, anak – anak disana tahu bagaimana cara menggunakan kancing dan resleting, ketika aku mungkin jarang mengetahui bagaimana cara menarik sarung tanganku tanpa bantuan dari orang yang lebih besar.

Beberapa teman sekelasku bisa menulis nama mereka, dan satu, dua dari mereka bisa menghitung sampai lima puluh.
Aku tahu aku tidak bisa bertahan, jadi aku memutuskan untuk mencoba secara perlahan – lahan membuat setiap orang menjadi bodoh dengan memberikan mereka informasi yang salah.

Rencanaku ketahuan, lebih dulu, dan guru taman bermainku memberitahu Mom bahwa aku tidak berlajar warna dan bentuk seperti kebanyakan murid lainnya. Tetapi Mom berkata bahwa aku cerdas dan itu mungkin karena aku tidak cukup tertantang.
Jadi Mom sebenarnya mengeluarkanku dari taman bermain dan dan meloncat satu tingkat, aku langsung masuk taman kanak – kanak. Tetapi itu adalah keputusan yang sangat buruk.

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com