Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

26/12/15

Sabar Pangkal Beruntung

Pagi hari adalah waktu yang cocok untuk terburu – buru dan terlambat. Saya paham betul dengan itu. Oleh karenanya, saya juga maklum jika semua orang menjadi pemarah dan tidak sabar di pagi hari. Kecelakaan lalu lintas juga cenderung terjadi di pagi hari. Sungguh beruntunglah orang yang bisa menjaga diri dari amarah dan sifat tidak sabar.



Setahun yang lalu, ketika saya masih kuliah dan masuk pukul delapan pagi, saya mendapat pelajaran yang sangat bermanfaat. Saya menumpang di angkot 121 A yang sangat padat, sehingga saya rela setengah berjongkok demi sampai di kampus karena jika saya menunggu angkot 121 A selanjutnya, maka saya mungkin akan terlambat. Sepuluh menit kurang dari pukul delapan. Jantung saya sudah berdegup kencang, gerbang kampus saya sudah terlihat di kejauhan. Saya berdoa agar bang supir lebih kencang lagi. Namun, ketika kira – kira lima puluh meter lagi, angkot berhenti untuk mengisi minyak. Penumpang yang tidak sabar mengeluh dan marah, tapi mereka tetap duduk dengan gelisah. Tiba – tiba seorang perempuan, lebih muda dari saya, turun dari angkot dan lebih memilih berlari – lari menuju kampus daripada menunggu. Saya melihat wajahnya yang kalut. 

Beberapa menit kemudian, angkot melaju lagi, sangat kencang. Perempuan muda tadi tertinggal jauh. Saya sampai di gerbang kampus tepat pukul delapan dan saya segera berlari ke jurusan saya. Setidaknya saya punya lima belas menit toleransi keterlambatan. Sepanjang jalan saya berpikir betapa malangnya perempuan muda tadi. Pasti dia akan sangat terlambat. Jika saja dia mau menunggu lima menit untuk isi minyak, dia pasti menghemat waktunya sepuluh menit yang dihabiskan untuk berlari dari tempat dia turun sampai ke gerbang kampus. Selain itu, dia pasti bercucuran keringat ketika sampai di gerbang kampus. Sementara penumpang yang rela menunggu, sampai tepat waktu dan tidak bau keringat, juga pasti tidak sesuntuk perempuan tadi.

Begitulah juga kehidupan ini. Jika saja kita bersabar untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, kita tidak akan mendapatkan hal kecil, atau bahkan tidak mendapatkan apapun. Peristiwa ini membuat saya lebih sabar. Terutama ketika saya harus mengantri menemui dosen pembimbing skripsi saya. Lamaaaaa sekali, tapi saya harus tetap sabar. Mungkin saat giliran saya, di ujung waktu menjelang sore, saya akan mendapatkan waktu lebih panjang karena tidak ada perkuliahan lagi dan tidak ada yang mengantri setelah saya. Dan itu benar terjadi. Sabar pangkal beruntung.


0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com