Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

30/07/17

Selamat Hari Mangrove Sedunia!



sumber dreamtimes.com
Sebenarnya saya ragu apakah layak diberi selamat atau justru diselamatkan, mengingat kerusakan yang terjadi pada hutan Mangrove kita. Bapak Joko Pramono, Kepala Sub-Direktorat Reboisasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa 1.2 juta hektare dari 3.7 hektar total luas hutan Mangrove Indonesia sudah rusak. Padahal di Indonesia terdapat 43 jenis tanaman mangrove dan seperti yang dikatakan Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), Indonesia memiliki 25 persen dari keseluruhan hutan mangrove dunia. Kerusakan yang terjadi akibat alih fungsi lahan, pembalakan liar dan pencemaran lingkungan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Ya, penanaman ulang. Saya pernah dua kali mengikuti kegiatan volunteering penanaman mangrove. Pertama kali saya menanam mangrove di Kampung Nelayan, Belawan, Sumatera Utara tahun 2014 bersama organisasi Biologi Pecinta Alam Universitas Negeri Medan. Kali kedua, saya menanam mangrove di Watu Leter, Jawa Timur bersama komunitas Leo Club Malang tahun 2016. Dari pengalaman tersebut, saya menemukan persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Persamaannya adalah cara tanam dan jarak tanam yang diterapkan, yaitu 2 kali 2 meter. Artinya jarak tanam antara mangrove adalah 2 meter. Ini dilakukan agar mangrove dapat tumbuh optimal. Untuk mencegah bibit mangrove terbawa arus, maka bibit mangrove diikat pada pacak.

Penanaman Mangrove di Kampung Nelayan, Belawan, Sumatera Utara
 

Mangrove sangat penting bagi ekosistem pantai karena selama saya menanam mangrove, banyak biota air payau yang tampak berlindung di komunitas mangrove, seperti ikan dan kepiting. Selain itu, mangrove mencegah terjadinya abrasi, sehingga mangrove perlu dilestarikan di sepanjang bibir pantai. Perbedaannya terletak pada jenis mangrove yang ditanam. 

Penanaman Mangrove di Watu Leter, Jawa Timur













What Next?

Pemuda Indonesia sudah saatnya mengenal lingkungannya dengan mata yang terbuka dan jangkau pandang yang jauh. Bukan hanya Adiwiyata yang harus digalakkan di Sekolah, melainkan diperkenalkan juga pada ekosistem Indonesia yang amat beragam. Semoga mengrove tumbuh subur ditangan mereka.

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com