Kegiatan workshop diawali dengan pemaparan materi tentang “why do we learn science.” Ada dua hal yang dapat digaris bawahi dari pemaparan tersebut, yaitu:
1.
Survival for their own lives
Artinya science diharapkan berguna bagi kita untuk
bertahan hidup. Sebagai contoh, pengetahuan science tentang karakteristik fungi
yang beracun akan mencegah kita untuk memakan fungi tersebut.
2.
Contribution to the society by solving
problems
Artinya science diharapkan berguna bagi kita untuk
menyelesaikan problem yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan kualitas
hidup. Sebagai contoh, pengetahuan science dibutuhkan untuk menghasilkan air
bersih.
Bagaimana siswa belajar science?
Saat ini kita memasuki era industri 4.0, yaitu era
digitalisasi. World Economic Forum memprediksi bahwa 65% siswa yang memulai
kelas primary pada tahun 2016, kelak akan melakukan pekerjaan yang belum ada
saat ini. Sekitar 800 jenis pekerjaan yang ada saat ini akan hilang pada tahun
2030. Oleh karena itu, siswa harus belajar dengan cara yang mengedepankan
pengalaman real dan memanfaatkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah yang
real.
Pada workshop ini saya belajar tentang 2 topik, yaitu
1) cara mengajarkan topik force dan mengaitkannya dengan work dan power, dan 2)
cara mengajarkan topik newton second law. Sebelum pembelajaran dimulai, peserta
workshop dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok 5 sampai 6
orang yang heterogen. Panitia juga mendistribusikan alat dan bahan ajar.
Topik 1. Cara
mengajarkan topik force dan mengaitkannya dengan work dan power
Langkah
pembelajaran:
1.
Instruktur menyediakan 3 botol air mineral dan menaruhnya di lantai bawah meja
2. Setiap kelompok diwakilkan oleh
satu orang laki – laki untuk melakukan percobaan
3. Instruktur
menginstruksikan perwakilan kelompok untuk berlutut di lantai dan mengangkat
satu persatu botol air mineral ke atas meja dalam posisi berlutut
4. Peserta
workshop diminta menganalisis dan mengaitkan percobaan ini dengan topik force,
work dan power (Gambar 1).
Langkah pembelajaran:
1. Instruktur
menyediakan toy car, straw, baloon and staples. Instruktur menginstruksikan peserta
workshop untuk mendesain model percobaan “menggerakkan mobil dengan baloon”
2. Peserta workshop mendesain model tersebut
dengan melekatkan balon pada straw dan menempelkannya di atas mobil. Peserta
workshop bebas memvariasikan variabel pada percobaan ini, baik berupa massa
baloon maupun panjang straw.
3. Peserta workshop diminta menganalisis dan
mengaitkan percobaan ini dengan topik newton second law (Gambar 2).
Workshop
ini mengajarkan saya tentang bagaimana mengaitkan percobaan sehari – hari
dengan teorema ataupun hukum dalam pelajaran fisika. Saya sebagai siswa,
mendapatkan pengalaman nyata dalam mendefenisikan serta membedakan force dan
work. Pada topik 1, ketika melihat teman sekelompok memindahkan botol air
mineral, saya dapat menyimpulkan bahwa itu adalah force yang diberikan pada
botol air mineral tersebut. Sementara work adalah hasil perkalian dari force
dan jarak antara botol air dengan meja. Sementara pada topik 2, melalui variasi
variabel yang kami berikan pada percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa percepatan
gerak mobil, sebanding dengan gaya yang diberikan. Semakin besar baloon yang
kami tiup, semakin jauh mobil bergerak. Pembelajaran ini menarik dan sederhana.
Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan kerja sama antara siswa. Namun,
diperlukan tingkat berpikir yang tinggi untuk menganalisis dan mendesain
percobaan secara mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar