Di dalam kelas Global English |
Libur semester dua,
saya berkesempatan untuk belajar di Kampung Inggris. Kebanyakan kursus yang ada
di Kampung Inggris membagi dua periode belajar, yaitu tanggal 10 (Periode I) dan
tanggal 25 (Periode II) setiap bulannya. Kita juga bebas memilih program dua
minggu, sebulan atau lebih. Juga ada program plus camp (tempat tinggal disana),
jadi tidak perlu repot mencari kos – kosan.
Ada beberapa ekspektasi saya yang bertolak belakang dengan realita di Kampung Inggris.
1.
(Ekspektasi)
Sulit dijangkau dengan kendaraan umum, (Realita) Sangat gampang naik kendaraan
umum, khususnya dari Malang. Dari Malang, saya naik bus antarkota bernama
Bagong dengan jurusan Kediri. Lalu turun di gapura bertuliskan Tulungharjo.
Dari sana, naik becak ke lembaga yang dituju. Sampai. Jangan takut menjelajah,
selama masih di Indonesia, haha.
2.
(Ekspektasi)
Satu kampung, termasuk segala fasilitas umum menggunakan Bahasa Lisan, maupun
Tulisan Inggris. (Realita) tidak semua, bahkan kebanyakan berbahasa Indonesia. Penjual
makanan, penjaga warung, tukang becak semuanya menggunakan bahasa Indonesia. Yang
berbahasa Inggris hanyalah para pendatang yang sedang belajar di Kampung
Inggris.
3.
(Ekspektasi)
Belajar seperti di kursus yang ada di kota- duduk di kursi, ada papan tulis,
(Realita) Beberapa kelas, tidak memiliki kursi, apalagi meja. Jadi belajar
sambil lesehan. Biasanya ini kelas speaking, pronoun atau yang tidak berkaitan
dengan tulis - menulis. Saran saya, bawalah pakaian santai dan sandal saja. Tidak
perlu pakai kemeja atau baju kuliah.
Kelas Speaking |
4.
(Ekspektasi)
Hanya ada kursus Bahasa Inggris, (Realita) Tersedia kursus bahasa Korea,
Jepang, Spanyol, Mandarin dan banyak lagi. Saran saya, sembari belajar Bahasa
Inggris, pelajari juga bahasa lain. Saya mengambil kursus bahasa Jepang di WTC.
Bagaimana
Rasanya Belajar di Kampung Inggris pada Bulan Ramadhan?
Sebelum
ke Kampung Inggris, saya mencari info terlebih dahulu tentang kursus yang
tersedia disana. Terdapat banyak sekali, mungkin puluhan kursus yang membuka
kelas sepanjang tahun. Saya memilih Global English karena ini merupakan salah
satu kursus yang besar. Kelas saya mulai dua minggu sebelum Ramadhan. Jadi saya
sempat memperoleh pengalaman kursus sebelum Ramadhan (hari biasa) dan ketika
Ramadhan.
Pada
dasarnya jam belajar tidak berbeda antara sebelum maupun ketika Ramadhan,
bahkan saya pernah berbuka puasa di dalam kelas karena kelas berlangsung sesuai
jadwal hari biasa. Perbedaan yang paling mencolok adalah warung makanan yang
tutup di sepanjang jalan Brawijaya. Apabila ingin membeli makan, terdapat
warung yang buka di sekitar jalan mawar (menurut pengalaman saya). Ketika buka
puasa, di sepanjang jalan banyak yang menjual jus buah dan kue. Sholat tarawih
juga mudah karena banyak masjid. Untuk sahur, rata – rata warung buka pukul dua
hingga menjelang subuh.