Apa yang terjadi dan apa yang terpikirkan

25/11/20

Kata Guru Saya


Selamat hari guru untuk para guru di seluruh Indonesia. Saya sangat mengapresiasi peran guru, bukan hanya sebagai pengantar ilmu di sekolah, namun juga keterlibatannya dalam pembentukan karakter siswa sehari – hari. Delapan belas tahun menjadi siswa, sejak SD sampai Pascasarjana, saya sangat merasakan besarnya pengaruh seorang guru terhadap kehidupan saya. Saya masih menerapkan nasihat baik dari guru – guru saya hingga saat ini.

Tetap Optimis

“Yakinlah, Bu. Anak Ibu adalah permata. Dimanapun dia berada, dia akan tetap bersinar dan dicari orang.” Begitulah kata Bu Panjaitan, Wali Kelas saya di kelas VIII SMP kepada Ibu. Saat itu, saya sudah lulus dari SMP, namun nilai UN saya tidak sehebat nilai teman – teman, padahal sejak kelas VII saya selalu berada di ranking teratas di kelas. Ibu berkonsultasi dengan Bu Panjaitan untuk memilih sekolah SMA yang memungkinkan untuk nilai saya. Seperti yang kita tahu, nilai UN pada zaman itu adalah penentu untuk masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Jika nilainya rendah, maka kita harus say good bye pada sekolah negeri yang populer dan berkualitas. Mendengar kata – kata Bu Panjaitan, Ibu menjadi lega dan yakin bahwa saya pasti sukses dimanapun saya sekolah kelak. Begitulah, meskipun nilai UN rendah, saya tetap optimis mendaftarkan diri di sekolah negeri yang populer dan bersaing melalui tes masuk. Alhamdulillah, saya lolos dan akhirnya bersekolah di sekolah tersebut.

Melapangkan Majelis, Maka Hidupmu Akan Lapang

Guru agama Islam saya yang akrab dipanggil Ummi, pernah menasehati untuk melapangkan majelis. Beliau mencontohkan tentang kasus beliau yang menggeser posisi duduk di angkot demi memberikan ruang untuk penumpang lain. Beliau menceritakan bahwa kebaikan, walaupun nilainya kecil di mata manusia, tetap berarti di mata Allah. Saat orang lain merasa bersyukur karena tindakan baik kita, maka Allah akan memberikan pertolongan lebih daripada yang pernah kita berikan kepada orang itu. Beliau sangat bersyukur karena bisa menjadi pegawai negeri sipil, meskipun dulu dianggap sebagai siswa yang biasa saja. Ya, memang biasa saja di mata manusia, namun sifat baik beliau mungkin lebih dari biasa di mata Allah, sehingga Allah memberinya kemudahan dalam kehidupannya.  

Menyumbang Banyak, Menerima Lebih Banyak Lagi

Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia saya pernah bercerita bahwa beliau ingin sekali tour ke Eropa, namun uang tabungan beliau belum mencukupi, meskipun sudah ditabung bertahun – tahun. Suatu kali, beliau menyumbangkan uangnya (saya lupa untuk apa), lalu tanpa diduga beliau justru lulus hibah BIPA untuk mengajar di negara – negara Eropa. Tidak tanggung – tanggung, hibah tersebut bahkan cukup untuk mengajak istrinya juga ke Eropa.  Saya semakin yakin bahwa Allah memang memberikan rezeki dari yang tak disangka – sangka. Kuncinya adalah rajin bersedekah dan ikhtiar.

Itulah beberapa nasihat baik guru – guru saya. Sebenarnya setiap guru mengajarkan nilai – nilai kebaikan untuk kehidupan siswanya, namun saya hanya mampu mengingat dan menerapkan beberapa diantaranya. Terima kasih guru, semoga para guru diberikan kesehatan, kelapangan rezeki dan kemudahan dunia dan akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

My Badge

Establishing Academic Writing Centers 2020

Awarded: Jan 4, 2021

VERIFY

About Me

Saya adalah alumnus Universitas Negeri Medan (S1) dan Universitas Negeri Malang (S2) jurusan Pendidikan Biologi. Hobi menulis fiksi, volunteering dan travelling. Instagram : @dyah_kusuma07

Popular Posts

-

-

Cari Blog Ini

Copyright © Hari Ini | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com