Selamat hari guru untuk para guru di seluruh Indonesia. Saya sangat mengapresiasi peran guru, bukan hanya sebagai pengantar ilmu di sekolah, namun juga keterlibatannya dalam pembentukan karakter siswa sehari – hari. Delapan belas tahun menjadi siswa, sejak SD sampai Pascasarjana, saya sangat merasakan besarnya pengaruh seorang guru terhadap kehidupan saya. Saya masih menerapkan nasihat baik dari guru – guru saya hingga saat ini.
Tetap
Optimis
“Yakinlah, Bu. Anak Ibu adalah
permata. Dimanapun dia berada, dia akan tetap bersinar dan dicari orang.”
Begitulah kata Bu Panjaitan, Wali Kelas saya di kelas VIII SMP kepada Ibu. Saat
itu, saya sudah lulus dari SMP, namun nilai UN saya tidak sehebat nilai teman –
teman, padahal sejak kelas VII saya selalu berada di ranking teratas di kelas.
Ibu berkonsultasi dengan Bu Panjaitan untuk memilih sekolah SMA yang memungkinkan
untuk nilai saya. Seperti yang kita tahu, nilai UN pada zaman itu adalah penentu
untuk masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Jika nilainya rendah, maka
kita harus say good bye pada sekolah
negeri yang populer dan berkualitas. Mendengar kata – kata Bu Panjaitan, Ibu menjadi lega dan yakin bahwa saya pasti sukses dimanapun saya sekolah kelak. Begitulah,
meskipun nilai UN rendah, saya tetap optimis mendaftarkan diri di sekolah negeri
yang populer dan bersaing melalui tes masuk. Alhamdulillah, saya lolos dan
akhirnya bersekolah di sekolah tersebut.
Melapangkan
Majelis, Maka Hidupmu Akan Lapang
Guru agama Islam saya yang akrab dipanggil
Ummi, pernah menasehati untuk melapangkan majelis. Beliau mencontohkan tentang
kasus beliau yang menggeser posisi duduk di angkot demi memberikan ruang untuk penumpang
lain. Beliau menceritakan bahwa kebaikan, walaupun nilainya kecil di mata
manusia, tetap berarti di mata Allah. Saat orang lain merasa bersyukur karena
tindakan baik kita, maka Allah akan memberikan pertolongan lebih daripada yang
pernah kita berikan kepada orang itu. Beliau sangat bersyukur karena bisa
menjadi pegawai negeri sipil, meskipun dulu dianggap sebagai siswa yang biasa
saja. Ya, memang biasa saja di mata manusia, namun sifat baik beliau mungkin
lebih dari biasa di mata Allah, sehingga Allah memberinya kemudahan dalam
kehidupannya.
Menyumbang
Banyak, Menerima Lebih Banyak Lagi
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
saya pernah bercerita bahwa beliau ingin sekali tour ke Eropa, namun uang
tabungan beliau belum mencukupi, meskipun sudah ditabung bertahun – tahun. Suatu
kali, beliau menyumbangkan uangnya (saya lupa untuk apa), lalu tanpa diduga beliau
justru lulus hibah BIPA untuk mengajar di negara – negara Eropa. Tidak tanggung
– tanggung, hibah tersebut bahkan cukup untuk mengajak istrinya juga ke Eropa. Saya semakin yakin bahwa Allah memang
memberikan rezeki dari yang tak disangka – sangka. Kuncinya adalah rajin
bersedekah dan ikhtiar.
Itulah beberapa nasihat baik guru –
guru saya. Sebenarnya setiap guru mengajarkan nilai – nilai kebaikan untuk
kehidupan siswanya, namun saya hanya mampu mengingat dan menerapkan beberapa
diantaranya. Terima kasih guru, semoga para guru diberikan kesehatan,
kelapangan rezeki dan kemudahan dunia dan akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar